Saung Angklung Udjo, Bandung.
Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi saung Angklung Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik dalam maupun luar negri.
Saung Angklung Udjo tidak terbatas hanya pada pertunjukan seni Sunda saja, terkadang didalam aksinya diselingi dengan seni atau tari budaya lain.
Tari dari Bali.
Waktu saya kesana datengnya telat karena saya merasa udah mulai lama. Dateng kesana bersama keluarga besar dan rencana dari tante/om saya juga, maklum tante saya dulu mantan penari semua, jadi mungkin mau bernostalgia haha. Oh ya, salah satu seni tari yang ditampilkan adalah Tari Merak.
Tari Merak sendiri merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh seniman Sunda Raden Tjetje Somantri. Tarian ini biasanya ditarikan secara rampak, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing memiliki peran sebagai merak jantan dan betina. biasa diiringin gamelan. Meskipun tarian ini menceritakan gerak merak jantan, tetapi keanggunan merak jantan hanya bisa digambarkan melalui gerakan-gerakan penari perempuan.
Selain itu yang merupakan ciri khas dari Saung Angklung Udjo adalah penampilan pemain Angklung. Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Kalau di Saung Angklung Udjo, Angklung dimainkan secara bersamaan dan diiringi oleh alat musik lain. Para pemainnya pun dari berbagai kalangan.
Aksi Pemain Angklung diiringi Musik Lain di Belakang
Angklung, Anak-anak dan Kecerian
Angklung, Anak-anak dan Keceriaan
Angklung, Anak-anak dan Keceriaan
Di Saung Angklung Udjo juga ada alat musik yang merupakan perkembangan dari Angklung itu sendiri, Angklung Toel. Angklung Toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo sekitar tahun 2008. Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet. Untuk memainkannya, seorang pemain cukup men-toel angklung tersebut dan angklung akan bergetar beberapa saat karena adanya karet.
Kang Yayan Udjo
Angklung Toel
Pemain Angklung Toel
Pemain Angklung Toel
Pemain Angklung Toel
Setelah aksi dari para pemain di Saung Angklung Udjo, para penonton diberi kesempatan untuk bermain angklung bersama dengan penonton lainnya, di dampingi oleh Kang Yayan Udjo. Lagu-lagu yang dimainkan pun lagu Indonesia maupun luar negri, yang tentunya mudah dimengerti oleh para penonton.Tidak sampai disitu, dipenghujung acarapun para penonton diajak bermain salah satu permainan khas Indonesia, tentu tidak semua penonton bisa bermain, hanya sebagian saja yang diajak oleh para pemain Saung Angklung Udjo.
Saung Angklung Udjo pun mempunyai banyak prestasi diantaranya, "The Heritage Awards for 1996 for the Important Role in Heritage Preservation in Indonesia" dari PATA, Pasific Asia Travel Association (1997), Penghargaan "PATA Heritage and Culture Awards" di Pulau Jeju, Korea Selatan (2004) dan Mendapatkan sertifikat pengakuan dari UNESCO untuk angklung sebagai "Representative list of Intangible Cultural Heritage of Humanity" sebagai bentuk warisan budaya MILIK INDONESIA.
Untuk mencapai Saung Angklung Udjo, jika naik kendaraan pribadi, pilih arah Cipularang. Naik ke jembatan layang, ikuti papan petunjuk ke Cicaheum. Sekitar 100 meter sebelum terminal Cicaheum, ikuti papan penunjuk menuju jalan Padasuka. Anda akan menemui petunjuk ke lokasi. Anda juga dapat menggunakan angkutan umum sebagai pilihan. Dari Surapati, pilih angkutan umum 06 jurusan Cicaheum-Ciroyom (arah Cicaheum). Turun di perempatan Padasuka (100 meter sebelum Cicaheum), alnjutkan dengan berjalan kaki atau ojek menuju Saung Angklung Udjo.
Untuk lebih lengkapnya tentang Saung Angklung Udjo silahkan kunjungi www.angklung-udjo.co.id
Sumber:
#PengalamanSendiri
id.wikipedia.org
kebudayaanindonesia.net
stptrisakti.gunadarma.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar